BANNER ATAS

SETENPO. Istilah Grebeg Maulud mungkin masih terdengar asing di kalangan warga Ponorogo, maklum warga Ponorogo lebih familier dengan istilah Grebeg Suro.
Grebeg Maulud lebih dikenal sebagai budaya keraton Jogja dan Solo yang lebih dikenal dengan tradisi Sekaten. Siapa mengira,tradisi sekaten a la keraton Jogja dan Solo ini juga terdapat di Ponorogo.
Dusun Ngrambang,desa Pondok kec Babadan Ponorogo telah menggelar tradisi ini sejak ratusan tahun yang lalu.
Sebagaimana umumnya tradisi Jawa yang tidak tertulis, Grebeg Maulud ini hanya mereka ingat telah berlangsung selama limang turunan..( kurang lebih 200 tahun).
Kini tradisi tersebut telah sangat berkembang hingga setiap dilaksanakan, ribuan orang datang ke dusun Ngrambang untuk melihat prosesi kirab gunungan.
Asal Mula
Konon,para pendiri dusun Ngrambang adalah para kerabat Keraton Solo yang babat alas ke daerah timur. Sebagai keturunan keraton Solo mereka membawa adat budaya Sekaten (perayaan Maulud Nabi) dari daerah asalnya.
Yang membedakan,di Ponorogo budaya ini kemudian berakulturasi dengan budaya Ponorogo bahkan Sumatra seperti tradisi reyog dan persembahan pencak silat ala suku Melayu di Sumatra.
Berikut penuturan para tokoh dusun Ngrambang mengenai tradisi mereka:
"Dulu para sesepuh dusun Ngrambang setelah babat alas ingin melestarikan budaya mereka dari Solo. Di Solo dan Jogja gunungan terbuat dari kue, di Ponorogo sini dibuat dari buah buahan. Ini dulu untuk mengajarkan nilai nilai Islam. Menurut riwayat ketika nabi lahir konon tanah tanah Arab yang gersang jadi ditumbuhi buah buahan, maknanya nabi lahir sebagai rahmat, Islam juga demikian. Kemudian tradisi kirab ini dilakukan untuk syiar agar semua warga tertarik lalu tergugah kecintaanya kepada agama”
“Soal tradisi pencak silat itu berasal dari tanah Sumatra. Warga dusun Ngrambang dulu banyak yang merantau ke tanah Sumatra,di sana tradisi pencak silat sangat kuat,pesta pernikahan dan pesta adat selalu dibuka dengan pencak silat. Di sini sebelum gunungan di bawa kirab,di tempatkan di rumah seorang tokoh masyarakat,rombongan kirab harus mengalahkan pesilat tuan rumah sebelum membawanya. Tradisi ini mengajarkan bahwa untuk mendapatkan suatu tujuan kita harus berjuang”
“ Kemudian di kirab juga ada kesenian Gajah Gajahan. Makna kesenian ini diambil dari surat al Fill, di situ kaum kafir naik pasukan gajah yang hebat ingin menghancurkan Ka’bah,namun dikalahkan burung Ababil".tutur mereka.
Perkembangan
Event Grebeg Maulud ini semua hanya diadakan warga dusun Ngrambang,namun kemudian seluruh warga desa Pondok menganggap tradisi ini adalah sebuah tradisi mulia yang harus dikembangkan. Mereka bahu membahu melaksanakanya,maklum..untuk mengadakan acara ini dibutuhkan dana puluhan juta rupiah.
Sejak tahun 2000an tradisi ini menjadi agenda wisata yang cukup besar. Saat acara ini diadakan,sepanjang jalan Perniagaan desa Pondok berubah menjadi arena pesta rakyat yang sangat meriah,beragam hiburan dan permainan rakyat digelar.
Anda tertarik, silahkan datang setiap tanggal 1 Maulud ke dusun Ngrambang.Untuk tahun ini acara diadakan hari Kamis 24/12/2015 mulai jam 08.00 pagi.



0 komentar:

Blogroll

Blogger news

Popular Posts

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.
Flag Counter